Monday, March 19, 2012

suara kecil seorang rakyat kecil

pendidikan dan kesehatan, 2 hal yang seharusnya menjadi perhatian utama dalam sebuah negara karena berkaitan dengan kemajuan bangsa. namun, di negara kita tercinta ini, kedua hal tersebut ternyata masih sangat kurang mendapat perhatian dan yang terjadi hanyalah adanya peningkatan biaya pendidikan dan kesehatan dan terkadang tidak diimbangi dengan pelayanan yang layak.

aku menulis ini karena baru saja aku melihat sebuah acara di televisi. aku pun sebenarnya tak tahu nama program acara tersebut. namun acara tersebut sangat menyentuh hatiku. acara yang memang seharusnya dilihat oleh seluruh rakyat indonesia. acara tersebut meliput sebuah desa di indonesia yang masih sangat terbelakang. sebuah desa dengan minimnya fasilitas pendidikan dan kesehatan.

di desa tersebut tidak ada pelayanan kesehatan yang layak. mereka hanya dapat mengandalkan seorang mantri yang memberikan bantuan pemeriksaan dan obat-obatan gratis, tetapi sayangnya kunjungan tersebut hanya datang 1 tahun sekali. tidak dapat dibayangkan bagaimana penyakit-penyakit yang diderita penduduk setempat semakin menumpuk dan menggerogoti tubuh mereka secara perlahan. bagaimana dengan penyakit yang memang membutuhkan perawatan intensif? alasan mereka hanya 1 mengapa mereka tidak berusaha mencari pengobatan yang layak, yaitu karena tidak ada uang.

hal yang juga memprihatinkan adalah karena tidak tersedianya fasilitas pendidikan yang layak. di sana mereka hanya dapat bersekolah 1 bulan sekali dan sudah 4 kali pertemuan guru yang seharusnya mengajar tidak datang. itu berarti sudah 4 bulan tidak ada kegiatan belajar-mengajar. sekolah mereka pun tidak dapat dikatakan tempat yang nyaman untuk belajar, hanya gubuk reot dengan meja dan bangku serta papan tulis seadanya. tingkatan kelasnya pun tidak jelas, hanya berdasarkan kemampuan membaca. apa itu cukup? ketika sebuah pertanyaan dilontarkan pada murid-murid di sekolah itu, terdengar jawaban yang sangat mencengangkan. di sekolah darurat tersebut terpampang foto bapak presiden kita dan ketika ditanya itu gambar siapa, mereka menjawab itu gambar bupati. mereka pun tidak mengetahui nama orang pada gambar tersebut. pertanyaan lain pun dilontarkan. "apa nama negara kita?" pertanyaan yang sederhana bukan? dengan tidak disangka-sangka seorang anak menjawab bahwa nama negara kita adalah negara hutan. pertanayaan terakhir mengenai bahasa inggris pun ditanyakan pada salah satu anak kelas 3 yang sudah berumur 17 tahun. "my darling itu artinya apa?" "selamat datang", jawabnya.

sedih sekali mendengar jawaban-jawaban mereka. bahkan pendidikan yang mereka dapatkan pun merupakan pendidikan yang salah. seperti yang dikatakan pembawa acara tersebut, sila kelima berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia" tetapi untuk rakyat yang mana keadilan itu diberikan?

melalui tulisan ini aku hanya ingin berbagi cerita, bukan untuk menyalahkan siapa-siapa karena aku tidak mau menghakimi siapapun. di sini aku hanya ingin mengajak pembaca tulisan ini untuk lebih bersyukur lagi dengan apa yang kita miliki. kita mendapat pelayanan kesehatan yang layak dan masih mampu mengikuti pendidikan yang layak. tidak seperti mereka yang hidup dengan segala keterbatasan. mungkin kita masih sulit untuk memberikan kontribusi yang besar terhadap apa yang terjadi di sekitar kita. namun 1 hal yang dapat kita lakukan adalah belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada agar suatu saat nanti kita dapat menjadi orang yang memiliki pengaruh besar dan dapat memajukan negara kita, apapun caranya.

No comments:

Post a Comment